Jakarta, Radarflores.com- Lembaga Pelayan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia menggelar serial diskusi pencegahan human trafficking dan migrasi aman di NTT. Diskusi mulai dilakukan pekan depan di Jakarta.

Ketua Dewan Pembina Padma Indonesia Gabriel Goa dalam keterangan yang diterima awak media, Sabtu (22/6/2024), mengatakan target serial diskusi tersebut adalah pertama, kolaborasi pentahelix dalam mengatasi human trafficking melalui Program Gerakan Masyarakat Antihuman Trafficking dan Migrasi Aman (Gema Hati Mia) mulai dari desa-desa di NTT.

Kedua, mengawal khusus terbentuknya gugus tugas pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan migrasi aman di pemerintah provinsi dan 22 kabupaten/kota se-NTT.

Ketiga, mengawal dan melobi khusus peningkatan Balai Latihan Kerja (BLK) profesional dan terbentuknya layanan terpadu satu atap Pekerja Migran Indonesia di kabupaten yang merupakan kantong migrasi ilegal rentan human trafficking.

Keempat, mengawal khusus penegakan hukum TPPO oleh aparat penegak hukum berkolaborasi dengan lembaga negara terkait untuk tidak hanya menghukum pelaku (perekrut lapangan) tetapi membongkar dan membuat efek jera aktor intelektual beserta jaringan mafianya.

Kelima, melobi kementerian, lembaga negara dan lembaga swasta untuk menyiapkan rumah aman bukan penampungan umum bagi korban TPPO. Rumah aman tersebut berstandar nasional dan internasional.

Kadiv Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Padma Indonesia sekaligus ketua panitia serial diskusi Paulina Heny Hayon menjelaskan, hingga saat ini belum adanya sense of emergency human trafficking oleh dinas dan pihak terkait baik di Provinsi NTT maupun 22 kabupaten/kota se-NTT.

"Tidak hanya pemerintah saja tetapi Anggota DPD dan DPR RI Dapil NTT juga di Senayan perlu ditagih komitmen dan aksi nyata mereka dalam mengatasi darurat human trafficking NTT," tegas Paulina. [RF]