Maumere, Radarflores.com - Calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Sebastian Salang menyambangi Kota Maumere bertemu kelompok dan komunitas Sahabat OASE.
Komunitas tersebut merupakan jaringan relawan untuk kemenangan pasangan Orias Petrus Moedak-Sebastian Salang (Paket OASE) pada perhelatan pemilihan gubernur (Pilgub) pada bulan November mendatang.
Sebastian Salang kepada Sahabat OASE berbicara soal alasannya menerima pinangan Orias menjadi di Pilgub NTT 2024.
Menurut dia, sosok Orias sebagai seorang profesional yang malang melintang di berbagai perusahaan besar dengan reputasi internasional menjadi salah satu dari sekian pertimbangan personalnya.
Menurutnya, Orias adalah sosok yang memiliki segudang prestasi yang tak diragukan lagi. Reputasi dan kemampuannya dalam memimpin perusahaan berskala nasional dan internasional tidak perlu diragukan lagi.
Dengan kemampuan itu serta ditopang oleh jaringannya yang luas di level internasional, kata Sebastian, mengantarnya mendapat kepercayaan untuk memimpin perusahaan negara.
Salah satu yang diingat publik adalah kemampuannya mengakuisi sebagian besar saham PT Freeport pada tahun 2018.
Kekuatan Orias dalam bernegosiasi yang berujung pada pengalihan kepemilikan untuk sebagian besar PT Freeport membuat namanya semakin bersinar.
Tak heran, setelah pencapaian itu, pemerintah melalui Kementerian BUMD memberikan kepercayaan pada Orias untuk membenahi sejumlah perusahaan BUMD yang berada pada kondisi keuangan yang tidak stabil dan cendrung merugi.
Atas dasar itu, Sebastian menilai Orias menjadi layak dan mampu membawa NTT keluar dari situasi krisis. Orias memiliki kemampuan financial enginering yang mumpuni.
“Dengan latar belakang beliau yang hebat itu, saya yakin beliau mampu membawa NTT keluar dari situasi krisis. Itulah yang membuat saya pada akhirnya mengiyakan dan sekarang hadir di sini di tengah keluarga dan sahabat,” kata Sebastian kepada Radarflores.com, Minggu (19/5/2024).
Kata dia, NTT sedang krisis adapun situasi, di mana salah satunya soal utang yang menumpuk.
Keadaan ini semakin kacau karena sumber pendapatan APBD yang semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah Bank NTT yang mestinya menjadi sumber pendapatan untuk daerah malah terancam didegradasi.
“Saat ini NTT dililit utang yang menumpuk. Kalau saya tidak salah informasi, NTT harus membayar bunga plus pokok utang sebesar tiga ratusan miliar per bulan. Itu artinya, NTT mengalami defisit anggaran yang cukup besar,” jelasnya.
“Selain itu, informasi lain adalah 12 OPD hanya bisa membayar listrik, telepon dan internet saja. Untuk perjalanan dinas mereka sudah tidak ada dana lagi,” lanjutnya.
Dari dua situasi itu, kata Sebastian, NTT harus mencari pemimpin yang punya kompeten, berintegrasi tinggi terutama dalam manajemen pengelolaan anggaran yang bisa membawa NTT keluar dari situasi krisis.
Seorang pemimpin yang terpilih jika cuma sekadar menjalankan roda pemerintahan yang biasa-biasa saja, tidak punya kemampuan melakukan financial enginering misalnya, itu mustahil NTT dapat keluar dari jebakan persoalan keuangan, katanya.
Karenanya, Sebastian mengajak warga NTT untuk bergerak menyelamatkan NTT dengan memilih pemimpin yang menjalani perilaku jujur.
"Pilihlah pemimpin yang berintegritas, berkompeten dan berkomitmen kuat untuk mengatasi krisis. Tagline kami adalah Jangan Mencuri," pungkas dia.
Penulis: Isno Baco